Asuhan Persalinan Kala i
Ò Bidan menilai dg tepat bahwa
persalinan sudah mulai
Ò Memberikan asuhan &pemantauan yg
memadai dg memperhatikan kebutuhan klien selama proses persalinan berlangsung
Syarat:
- Bidan
dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah.
- Bidan
terampil dalam hal:
- Pertolongan persalinan yang bersih
dan aman, dan
- Penggunaan partograf dan
pembacaannya.
- Tersedianya
alat dan bahan habis pakai untuk pertolongan persalinan.
- Menggunakan
KMS Ibu Hamil, partograf dan Kartu Ibu
Proses
- Bidan
segera mendatangi ibu hamil ketika diberitahu persalinan sudah
mulai/ketuban pecah.
- Melaksanakan
pemeriksaan kehamilan dengan memberikan perhatian terhadap tekanan darah, teratur tidaknya
his dan denyut jantung janin (DJJ), bila ketuban sudah pecah.
- Catat
semua temuan pemeriksaan dengan tepat. Jika ditemukan kelainan, lakukan
rujukan ke puskesmas/rumah sakit.
Lanjutan………proses
- Lakukan
pemeriksaan dalam secara aseptik dan sesuai dengan kebutuhan. (jika his
teratur dan tidak ada hal yang menghawatirkan atau his lemah tapi
tanda-tanda vital ibu/janin normal, maka tidak perlu segera dilakukan
pemeriksaan dalam).
- Dalam
keadaan normal periksa dalam cukup setiap empat jam dan HARUS selalu
secara aseptik.
- Jika
sampai pada fase aktif, catat semua temuan dalam partograf dan Kartu Ibu.
- Anjurkan
ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti biasa, dan memilih posisi
yang dirasakan nyaman: kecuali jika belum terjadi penurunan kepala
sementara ketuban sudah pecah. (riset membuktikan banyak keuntungannya
jika ibu tetap aktif bergerak semampunya dan merasa senyaman mungkin).
- Amati
kontraksi dan DJJ sedikitnya setiap 30 menit pada kala I. pada akhir kala
I atau jika kontraksi sudah sangat kuat, periksa DJJ setiap 15 menit.
- Catat
dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen setiap 4 jam.
- Catat
tekanan darah setiap 4 jam.
- Minta
ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam.
- Pada
persalinan normal, mintalah ibu untuk banyak minum guna menghindari
dehidrasi dan gawat janin. (riset menunjukkan bahwa, pada persalinan
normal, tidak ada gunanya untuk mengurangi minum dan makan makanan kecil
yang mudah dicerna).
- Selama
persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka terhadap
kebutuhan ibu hamil, suami/keluarga/orang terdekat yang mendampingi.
- Jelaskan
proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami dan keluarganya.
Beritahu mereka kemajuan persalinan secara berkala.
- Segera
catat semua temuan pada partograf dan Kartu Ibu.
- Saat
proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk menghadapi kelahiran bayi.
- Lakukan
pertolongan persalinan yang bersih dan aman
Standar 10
persalinan kala ii yang aman
persalinan kala ii yang aman
Ò Bidan melakukan pertolongan persalinan
yg aman dg sikap sopan dan penghargaan bagi klien serta memperhatikan tradisi
setempat
Syarat
- Bidan
dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah.
- Bidan
sudah terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman.
- Adanya
alat untuk pertolongan persalinan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi.
- Adanya
bahan-bahan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air
bersih, sabun dan handuk bersih, dua handuk hangat yang bersih (sabun
untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian), pembalut
wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung
tangan yang bersih.
- Tersedia
ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan.
- Menggunakan
Kartu Ibu
Proses
- Memastikan
tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan, juga
kain hangat untuk mengeringkan bayi baru lahir, tempat untuk plasenta. (jika
ibu belum mandi, bersihkan daerah perineum dengan air bersih).
- Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih, kemudian keringkan hingga betul-betul
kering dengan handuk bersih. (kuku harus dipotong pendek dan bersih).
- Bantu
ibu mengambil posisi yang paling nyaman baginya. (riset menunjukkan bahwa
posisi duduk atau jongkok memberikan banyak keuntungan).
- Anjurkan
ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin atau saat kepala bayi sudah
kelihatan. (riset menunjukkan bahwa menahan nafas sambil meneran adalah
berbahaya, dan meneran sebelum kepala bayi tampak tidaklah perlu. Bahkan
meneran sebelum pembukaan serviks lengkap adalah berbahaya). Jika kepala
belum terlihat, padahal ibu sudah sangat ingin meneran, periksa pembukaan
serviks dengan periksa dalam. Jika pembukaan belum lengkap, keinginan
meneran bias dikurangi dengan memiringkan ibu ke sisi sebelah kiri.
- Pada
kala II, dengarkan DJJ setiap his berakhir, irama dan frekuensinya harus
segera kembali ke normal. Jika tidak, cari pertolongan medis. (jika
kepala sudah meregangkan perineum, dan terjadi kelambatan kemajuan
persalinan atau DJJ menurun sampai 100/menit atau kurang, atau meningkat
menjadi 160/menit atau lebih, maka percepat persalinan dengan melakukan
episiotomy).
- Hindari
peregangan vagina secara manual dengan gerakan menyapu atau menariknya
kearah luar. (riset menunjukkan hal tersebut berbahaya).
- Pakai
sarung tangan sedapat mungkin, saat kepala bayi kelihatan.
- Jika
ada kotoran keluar dari rektum, bersihkan dengan kain kering.
- Bantu
kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya diantara his. (riset menunjukkan
bahwa robekan tingkat dua dapat senbuh sama baiknya dengan luka
episiotomi: sehingga tidak perlu menggunting perineum, kecuali terjadi
gawat janin atau kemungkinan terjadi robekan tiga mengenai rektum).
- Begitu
kepala bayi lahir, bahu bayi akan memutar. (hal ini seharusnya terjadi
spontan, sehingga bayi tak perlu dibantu. Jika bahu tidak memutar ikuti standar
18).
- Begitu
bahu sudah pada posisi anterior-posterior yang benar, bantulah persalinan.
- Segera
setelah lahir, keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat, dan
berikan pada ibu atau lekatkan didadanya untuk disusui. (riset
menunjukkan hal ini penting untuk keberhasilan dalam memberikan ASI dan
membantu pelepasan plasenta. Sementara handuk diselimutkan pada punggung
bayi. Jika bayi tidak didekap oleh ibunya, selimuti bayi dengan kain yang
bersih dan hangat. Tutupi kepala bayi agar tidak kehilangan panas).
- Pembersihan
jalan nafas bayi tidak selalu diperlukan. Jika bayi tidak menangis
spontan, gunakan penghisap lender untuk membersihkan jalan nafas.
- Tali
pusat di klem di dua tempat, lalu potong di antara dua klem dengan gunting
yang steril yang tajam.
- Perhatikan
tanda pelepasan plasenta (fundus membulat dan mengeras, darah meleleh,
tinggi fundus meningkat, tali pusat memanjang). Kemudian mintalah ibu
meneran saat his berikutnya. Pegang dan regangkan tali pusat, jangan
ditarik, kemudian plasenta akan lahir dan terimalah dengan kedua tangan.
Periksalah kelengkapannya.
- Letakkan
tangan pada fundus uteri untuk memeriksa kontraksi. Palpasi fundus dan
jika tidak keras, keluarkan bekuan darah dan lakukan pengusapan/masase
fundus dengan hati-hati agar terjadi kontraksi uterus. Perkiraan jumlah
kehilangan darah secara akurat. (Ingat pendarahan sulit diukur dan
sering diperkirakan lebih sedikit).
- Lakukan
pemeriksaan bayi, perawatan mata dan prosedur lain untuk perawtan bayi
baru lahir.
- Bersihkan
perineum dengan air bersih dan tutupi dengan kain bersih/telah dijemur.
- Berikan
plasenta dan ketuban kepada suami/keluarga Ibu.
- Pastikan
agar ibu dan bayi merasa nyaman. Berikan bayi kepada ibu untuk diberi ASI.
- Catat
semua temuan dengan seksama.
Post a Comment