Powered by Blogger.

bidvertiser

Penatalasanaan aktif perslinan kala iii Standar 11 - 12

Posted by Ilmu Kebidanan


Ò  Bidan melakukan penegangan tali pusat dg benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban scr lengkap
Syarat:
  1. Bidan sudah terlatih dalam membantu pengeluaran plasenta secara lengkap dengan penegangan tali pusat secara benar.
  2. Adanya alat dan bahan untuk melahirkan plasenta, termasuk air bersih, larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi, sabun dan handuk bersih untuk cuci tangan, juga tempat untuk plasenta. Sebaiknya bidan menggunakan sarung tangan yang bersih.
  3. Tersedia oksitosika yang dikirim dan disimpan dengan benar.
Proses:
  1. Masukkan oksitosika (oksitosin 10 IU IM) ke dalam alat suntik menjelang persalinan.
  2. Setelah bayi lahir, periksa kemungkinan adanya bayi kembar. Jika tidak ada, beri oksitosika secara IM secepatnya. (kecuali jika terdapat hal lain yang mengharuskan pemberian secara IV).
  3. Tunggu tanda terlepasnya plasenta (yaitu fundus mengeras dan bulat, keluarnya tetesan darah, fundus naik, tali pusat memanjang). Periksa fundus untuk mengetahui adanya kontraksi, keluarkan gumpalan jika perlu.
  4. Bantu ibu untuk bersandar atau berbaring untuk pengeluaran plasenta dan selaputnya.
  5. Jika plasenta sudah terlepas dari dinding uterus, letakkan tangan kiri di atas simfisis pubis untuk menahan korpus uteri, dan regangkan tali pusat dengan tangan yang lain tetapi jangan ditarik. Mula-mula regangan diarahkan ke bawah, lalu secara perlahan diregangkan ke arah atas dengan mengikuti sumbu jalan lahir. Jangan menekan fundus karena dapat mengakibatkan inversion uteri.
  6. Jika plasenta sudah tampak dari luar, secara bertahap tarik ke atas sehingga plasenta mengikuti jalan yang sama dengan jalan bayi. Lepaskan tangan kiri dari perut untuk menerima plasenta.
  7. Keluarkan selaput dengan hati-hati. (hal ini harus dikerjakan secara perlahan-lahan dan hati-hati, jangan ditarik karena selaput mungkin robek).
  8. Begitu plasenta sudah lahir secara lengkap, periksa apakah uterus berkontraksi dengan baik. (mungkin perlu mengeluarkan gumpalan darah, dan mengusap fundus dari luar agar uterus berkontraksi, jika uterus tidak keras dan bulat).
  9. Taksir jumlah kehilangan darah secermat-cermatnya.
  10. Periksa apakah plasenta telah dilahirkan secara lengkap. Jika tidak lengkap, ulangi pemberian oksitosika. Jika perdarahan tidak banyak dan rumah sakit dekat, ibu segera dirujuk.bila perdarahan banyak dan rumah sakit jauh, lakukan plasenta manual (lihat standar 21). Untuk penanganan perdarahan, lihat standar 22.
  11. Bersihkan vulva dan perineum dengan air bersih dan tutup dengan pembalut wanita/kain kering yang bersih.
  12. Periksa tanda-tanda vital. Catat semua temuan secermat-cermatnya.
  13. Berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu.
Standar 12
penanganan kala ii dengan komplikasi gawat janin melalui episiotomy
Ò  Bidan mengenali scr tepat tanda2 gawat janin pada kala Iiyg lama dan segera melakukan episiotomi dg aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dg penjahitan perineum
Syarat:
  1. Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomi dan menjahit perineum secara benar.
  2. Tersedia alat/bahan untuk melakukan episiotomi, termasuk gunting tajam yang steril, dan alat/bahan untuk penjahitan perineum (berikan anestesi lokal misalnya dengan 5 ml 1% lignokain/lidokain dan alat suntik/jarum hipodermik steril).
  3. Menggunakan Kartu Ibu.
Proses:
            Jika ada tanda gawat janin berat dan kepala sudah terlihat, maka satu-satunya cara bidan adl episiotomi.
  1. Mempersiapkan alat-alat steril untuk tindakan ini.
  2. Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomi dilakukan dan yang akan dirasakannya.
  3. Anestesi local diberikan pada saat his. Sebelum menyuntikkannya, tarik jarum sedikit (untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah). Masukkan dua jari tangan kiri kedalam vagina untuk melindungi kepala bayi, dan dengan tangan kanan tusukkan jarum sepanjang garis yang akan digunting (sebaiknya dilakukan insisi medio-lateral). Masukkan anestesi perlahan-lahan, sambil tarik alat suntik perlahan sehingga garis yang akan digunting teranestesi.
  4. Tunggu satu menit agar anestesinya bekerja, lakukan tes kekebalan.
  5. Pada puncak his berikutnya, lindungi kepala janin seperti diatas, kemudian lakukan pengguntingan tunggal yang mantap.
  6. Lindungi kepala bayi dengan tangan kiri agar kelahiran kepala terkendali dan tidak terlalu cepat. Minta ibu untuk meneran di antara dua his. Kemudian lahirkan bayi secara normal.
  7. Begitu bayi lahir, tutupi perineum dengan pembalut steril dan lakukan resusitasi neonatus jika diperlukan.
  8. Lahirkan plasenta secara lengkap, sesuai dengan standar 11.
  9. Segera setelah plasenta dikeluarkan, lakukan penjahitan secara aseptik dengan peralatan yang steril.
  10. Lakukan penjahitan secara berlapis. Mulai dari vagina, lalu perineum.
  11. Sesudah penjahitan, masukkan jari dengan hati-hati ke rektum untuk memastikan bahwa penjahitan tidak menembus dinding rektum. Bila hal tersebut terjadi, lepaskan jahitan dan lakukan jahit ulang. Periksa vagina dan pastikan tidak ada bahan yang tertinggal.
  12. Bersihkan perineum dengan air bersih, usahakan agar ibu merasa bersih dan nyaman. Periksa apakah perdarahan dari daerah insisi sudah berhenti. Bila perdarahan masih ada, periksa sumbernya. Bila berasal dari luka episiotomi, temukan titik perdarahan dan segera ikat, jika bukan, ikuti standar 22.
  13. Pastikan ibu segera diberitahu agar menjaga perineum tetap bersih dan kering, serta menggunakan pembalut wanita yang steril/kain kering yang bersih.
  14. Catat semua temuan secermat-cermatnya.


Related Post



Post a Comment