Powered by Blogger.

bidvertiser

Contoh-contoh Askeb Patologi Kebidanan

Contoh-contoh Askeb patologi Kebidanan

Beberapa contoh askeb patologi kebidanan dengan beberapa kasus :
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU HAMIL  DENGAN ANEMIA RINGAN

Alasan kunjungan saat ini
Ibu mengatakan hamil anak Pertama usia kehamilan 9 bulan mengeluh sering pusing, merasa cepat lelah dan lemas.

Riwayat Kesehatan
Ibu dan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan menderita penyakit keturunan serta penyakit yang memerlukan perawatan khusus.tetapi anak pertama menderita kelainan cacat mental/keterbelakangan mental.

Riwayat Psikososial
  • Ibu kurang senang dengan kehamilannya saat ini karena tidak diharapkan , bahkan disembunyikan.
  • Ibu  berharap semoga dalam kehamilan dan persalinannya nanti berjalan normal tidak ada halangan suatu apapun meski ibu menyadari ia kurang memperhatikan kehamilannya ini.
  • Keluarga termasuk dalam ekonomi lemah /GAKIN
contoh askeb patologi kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan selengkapnya dapat di dowload di sini

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA RINGAN

Diagnosa Medik
Bayi baru lahir spontan cukup bulan, letak sungsang dengan asfiksia ringan.
Dasar :
Bayi lahir sungsang pervaginam
Suhu tubuh 360C, APGAR 6/10, BB  3200 gr, PB : 40 cm DJJ : 100 x/menit, Ekstremitas Biru
Masalah
Gangguan pemenuhan O2
Dasar :
Terdapat lendir pada jalan nafas
Nafas masih terdapat ronkhi
Kebutuhan
Memberikan jalan nafas, suhu, Perawatan tali pusat
Dasar :
Apgar, pengaturan suhu, Tali pusat masih basah

contoh askeb patologi kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan selengkapnya dapat di download di sini

MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA SEDANG 
Diagnosa Medik
BBL cukup bulan dengan asfiksia sedang
Dasar :
  1. Umur kehamilan ibu 40 minggu
  2. Suhu 35,50C
  3. Hidung dan mulut terdapat lendir
Masalah
Bayi sulit bernafas
Dasar :  Terdapat lendir pada mulut dan hidung bayi
Kebutuhan
Rasa hangat
Dasar :
Terdapat lendir pada mulut dan hidung bayi, Suhu tubuh bayi 35,50C

contoh askeb patologi kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang selengkapnya bisa di download di sini

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU NIFAS DENGAN BENDUNGAN ASI
Diagnosa
Ibu post partum hari ke 3 dengan bendungan ASI
Dasar :
Payudara membengkak dan nyeri, Suhu tubuh ibu 37,80C, ASI keluar sedikit – sedikit
Masalah
Cemas
Dasar :
Payudara ibu membengkak, Ibu mengeluh nyeri pada payudara, Ibu mengatakan sangat khawatir dengan keadaannya saat ini
Kebutuhan
Penyuluhan tentang post natal breast care
Dasar :
ASI hanya keluar sedikit – sedikit, Payudara ibu membengkak, Ibu post partum hari ke 3, Ibu kurang mengerti tentang perawatan payudara pada post partum

contoh askeb patologi kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan asi selengkapnya dapat di download di sini

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA PERSALINAN DENGAN KASUS DISTOSIA BAHU
Diagnosa :
Ibu G2PIA0 hamil 38 minggu, janin hidup tunggal, intrauterin memanjang, presentasi kepala, inpartu kala I fase aktif
Dasar    :
  • Ibu mengatakan hamil anak ketiga
  • Leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan Px, pada fundus teraba bokong
  • Leopold II : Punggung kiri
  • Leopold III : Bagian bawah teraba kepala
  • Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP (divergen)
  • DJJ ada, frekuensi 140 x/ mnt
  • Pemeriksaan dalam : Pembukaan : 9 cm, efficement : 90%, Ketuban : sudah pecah, Penurunan kepala : Hodge III   
Masalah
Nyeri adanya his
Dasar : ibu nengatakan merasa mules dan nyeri pada  pinggang semakin sering
Kebutuhan
Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan
Pengawasan kala I dengan partograf

contoh askeb patologi kebidanan pada persalinan dengan kasus distosia bahu selengkapnya dapat di download di sini

ASUHAN KEBIDANAN GASTRO ENTRITIS PADA ANAK
Diagnosa :
Anak umur 7 bulan dengan gastero enteritis
Dasar :
  • Ibu mengatakan anak BAB cair lebih dari 10 kali sejak 3 hari yang lalu.
  • Anak umur 7 bulan
  • BAB cair lebih dari 10 kali dalam sehari, berwarna kuning
  • Anak lemah dan gelisah
  • Turgor kulit kurang
  • Mata cekung
  • Mukosa bibir kering.
Masalah
Gangguan Keseimbangan Cairan
Dasar
  • Ibu mengatakan anaknya BAB cairan lebih dari 10 kali jejak 3 kali sejak 3 hari yang lalu
  • BAB cair lebih dari 10 kali dalam sehari
  • Turgor kulit kurang
  • Anak lemah dan gelisah
  • Turgor kulit kurang
  • Mata cekung
  • Mukosa bibir kering
  • Intake kurang, output banyak.
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
Dasar
  • Ibu mengatakan nafsu menyusu anaknya berkurang
  • BAB awal = 6,8 kg BB akhir = 6 kg
  • Anak tampak lemah
  • Turgor kulit kurang
  • BAB cair lebih dari 10 kali dalam sehari berwarna kuning
Kebutuhan
Nutrisi dan Cairan Elektrolit
Dasar
  • Ibu mengatakan anaknya BAB cairan sejak 3 hari yang lalu
  • Anak BAB cair lebih dari 10 kali dalam sehari
  • Nafsu menyusu berkurang
  • Mukosa bibir kering
  • Turgo kulit tidak elastic
  • Mata cekung

contoh askeb patologi kebidanan kasus gastro entritis pada anak selengkapnya bisa di download di sini

 CONTOH-CONTOH ASKEB PATOLOGI KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA KEHAMILAN DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM
Diagnosa
Ibu GiPoAo, hamil 12 minggu dengan hyperemisis gravidarum
Dasar :
  • HPHT         : 10– 11– 2006
  • Leopold I         : 3 jari diatas sympisir (ballotemen positif)
  • Leopold II         : belum teraba
  • Leopold III     : belum teraba
  • Leopold IV     : belum teraba
  • Keadaan umum lemah, muntah terus menerus, TD : 100/80 mmHg, nadi 100 x/mnt, pernapasan 20 x/mnt, turgor kulit berkurang, lidah kering, mata cekung.
Masalah
Kekurangan cairan 
Dasar :
  • Mual dan muntah yang terus menerus
  • Ibu tidak mau makan
  • Setiap makan ibu selalu memuntahkan isi lambung
  • Lidah kering dan kotor
  • Mata cekung, sklera agak icterus
Gangguan istirahat dan tidur 
Dasar :
  • Ibu tidur dalam sehari 2-3 jam
  • Ibu tidur sering terjaga keluhan yang dirasakannya
Gangguan psikologis
Dasar :
  • Ibu tampak cemas dan gelisah
  • Ibu mengatakan khawatir tentang keadaanya.
Kebutuhan
Ibu butuh tambahan cairan
Dasar : ibu kekurangan cairan
Ibu butuh istirahat yang cukup
Dasar : ibu merasa lemas
Ibu butuh konseling 
Dasar : ibu tampak cemas dan gelisah

contoh askeb patologi kebidanan pada kehamilan dengan hiperemisis gravidarum selengkapnya bisa di download di sini

ASUHAN KEBIDANAN PADA INFEKSI PASCA PEMASANGAN IMPLANT
Diagnosa :
Ibu demam dan nyeri lengan post pemasangan inplant
Dasar :
  • Ibu mengatakan 3 hari pasang inplant
  • Ibu merasa nyeri dan bengkak pad alengan post pemasang inplant
  • Luka post pemasangan inplant masih basah
Masalah :
gangguan rasa nyaman
Dasar :
  • Ibu merasa nyeri
  • Ibu demam
  • Luka post pemasangan inplant masih basah
Kebutuhan
  • Penyuluhan cara perawatan luka dirumah
  • Perawatan luka post pemasangan inplant dan pencabutan inplant pemberian therapi
contoh askeb patologi kebidanan pada kasus infeksi pasca pemasangan implant selengkapnya bisa di download di sini

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK
Diagnosa
Ibu akseptor KB baru
Dasar :
  • Ibu berusia 35 tahun
  • Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilan
  • BB : 54 kg
  • TB : 156 cm
  • TD : 110/70 mmHg
  • Pols : 79 x/mnt
  • RR : 22 x/mnt
Masalah
Untuk sementara tidak ada masalah
Kebutuhan
Penjelasan tentang macam-macam alat kontrasepsi yang efektif bagi ibu dan suami
Dasar :
  • Ibu baru melahirkan 6 minggu yang lalu
  • Ibu ingin menjarangkan kehamilan
contoh askeb patologi kebidanan kasus akseptor pada KB suntik selengkapnya bisa di download di sini

MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU NIFAS DENGAN MASTITIS
Diagnosa
Ibu post partum hari ke 5 dengan mastitis 
Dasar :
  • Payudara ibu bengkak, terasa nyeri, merah meradang
  • Ibu panas dingin (mengigil) suhu tubuh 380C
Masalah
Gangguan rasa nyaman  sehubungan dengan nyeri pada payudara
Dasar :
  • Ibu mengatakan payudaranya nyeri, bengkak, merah meradang
  • Suhu tubuh 38C
  • Ibu menggigil (panas dingin)
Kebutuhan
Perawatan payudara post partum
Dasar :  payudara ibu bengkak, keras dan bengkak
Konseling tentang teknik menyusui yang benar
Dasar : ibu belum tahu cara menyusui yang benar
Obat antibiotik
Dasar : payudara ibu terjadi infeksi

contoh askeb patologi kebidanan pada ibu nifas dengan mastitis selengkapnya bisa di download di sini

sedikit contoh askeb patologi kebidanan dari http://kuliahku-kampusku.blogspot.com/


salam dumay (^_^)

Konsep Kebidanan

Konsep Kebidanan

Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata bidan yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan.

Kebidanan merupakan ilmu yg terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan, meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir.

Konsep kebidanan sendiri merupakan suatu kerangka dalam bidang keilmuan bidan yang meliputi dan membahas mengenai definisi bidan, falsafah kebidanan, teori dan praktek kebidanan atau midwifery , tinjauan keilmuan kebidanan, bahasan mengenai beberapa bagian dari ilmu kebidanan, pelayanan kebidanan, praktek kebidanan, asuhan kebidanan, serta manajemen kebidanan.

Definisi bidan (Menurut. ICM- International Confederation of Midwife, 2005) bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yg diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk di daftar (register) dan atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan

Definisi bidan (IBI, 2007) adalah bidan adalah seorang perempuan yg lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk didaftarkan, di sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan 

KONSEP KEBIDANAN

Konsep-konsep utama di dalam ilmu kebidanan terdiri dari :
  • Ilmu dasar (anatomi, psikologi, mikrobiologi, parasitologi, fisika, Biokimia)
  • Ilmu sosial (Kewarganegaraan, bahasa, sosiologi, antropologi, administrasi, komunikasi, humaniora)
  • Ilmu terapan (kedokteran, farmakologi, epidemiologi, statistik, KDPK, gizi, hukum kesehatan, metode riset, kesehatan masyarakat
  • Ilmu kebidanan
Sedangkan yang merupakan tambahan di dalam ilmu kebidanan adalah manajemen kebidanan yaitu merupakan pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Selain bidan ada juga istilah bidan komunitas

Kata Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu communitas yang berarti kesamaan, dan juga communis yang berarti sama, publik ataupun banyak. komunitas dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi atau daerah atau area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial.

Beberapa jenis-jenis dari komunitas sebagai berikut :
  1. Komunitas Geografikal yaitu suatu komunitas yang ada dalam satu daerah
  2. Komunitas yang bersifat administratif yang terpaku pada batasan dari otoritas pemerintahan
  3. Komunitas yang memiliki fungsionalitas yang sama
  4. Komunitas Ethnic, yaitu yang mempunyai perbedaan kultur yang satu dengan kultur lain

Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And Health, bidan komunitas merupakan praktisi bidan yang berbasis komuniti yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita, pelayanan berkualitas, nasihat atau saran pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dengan tanggung jawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada ibu dan bayi secara komprehensif.

Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, bidan community adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.

Dari uraian yang ada di atas dapat di rumuskan definisi dari Kebidanan Komunitas yaitu segala aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang bidan atau sekelompok bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.

Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat. 
Menurut Spradly (1985), Logan dan Dawkin (1987), Syafrudin dan Hamidah (2009 halaman 1) kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan

Menurut Meilani, Niken dkk, 2009 menyebutkan pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat atau lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf  kesejahteraan hidup masyarakat.

untuk yang mau mengambil modul konsep kebidanan, berikut modul konsep kebidanan yang bisa di baca dan di download yang saya upload di google drive

konsep kebidanan modul 1 Silahkan klik disini
konsep kebidanan modul lain Silahkan klik disini
KTI konsep kebidanan convert ke word Silahkan klik disini
Manajemen Kebidanan
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan

Menurut J.H Syahlan (1996) Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana di komunitas.
Berikut  gambar yang menjelaskan hubungan antara konsep utama kebidanan dengan manajemen kebidanan :




Semoga sedikit informasi dan ulasan mengenai konsep kebidanan bisa membantu sobat semua dalam menambah bahan perkuliahan.
salam dumay (^_^)

PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI


KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya : budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan tentang perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri.
JENIS PERAWATAN DIRI BERDASARKAN WAKTU PELAKSANAAN
Perawatan dini hari.
Merupakan perawatan yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan seperti persiapan dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine dan feses), memberikan pertolongan, mempersiapkan pasien untuk melakukan makan pgi dengan melakukan tindakan perawatan diri seperti mencuci muka dan tangan, serta menjaga kebersihan mulut.
Perawatan pagi hari.
Perawatan yang dilakukansetelah melakukan makan pagi dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan eliminasi (buang air besar dan kecil), mandi dan mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijitan pada punggung, membersihkan mulut, membersihkan kuku, dan rambut, serta merapikan tempat tidur pasien.
Perawatan siang hari.
Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindkan pengobatan atau permeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan perawatan diri yang dapar dilakukan antara lain : mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, serta melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
Perawataan menjelang tidur.
Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, serta memijat daerah punggung.
Tujuan perawatan diri adalah unutk mempertahankan perawatan diri, baik secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.
JENIS PERAWATAN DIRI BERDASARKAN TEMPAT
Perawatan Diri pada Kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya.
Fungsi Kulit
  • Melindungi tubuh dari berbagai masuknya kuman atau truma jaringan bagian dalam sehingga dapat menjaga keutuhan kulit
  • Mengatur keseimbangan suhu tubuh serta membantu dalam produksi keringat dan penguapan
  • Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh untuk menerima rangsangan dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, dan suhu.
  • Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan nitrogen
  • Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah pengeluaran cairan tubuh yang berlebihan
  • Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet yang dating dari sinar matahari.
Faktor-faktor yang Memengaruhi kulit
Usia
Perubahan kulit yang dapat ditentukan oleh usia seseoang. Hal ini dapat terlihat pada bayi yang berusia relative muda dengan kondisi kulit yang sangat rawan terhadap berbagai trauma atau masuknya kuman.
Jaringan kulit
Perubahan dan keutuhan kulit dapat dipengaruhi oleh struktur jaringan kulit. Apabila jaringan kulit rusak, maka terjadi perubahan pada struktur kulit.
Kondisi/keadaan lingkungan
Beberapa kondisi atau keadaan lingkungan dapat memengaruhi keadaan kulit secara utuh, antara lain keadaan panas, adanya nyeri akibat sentuhan serta tekanan, dan lain-lain
Tindakan Perawatan Diri pada Kulit
Cara Perawatan Kulit
Merupakan tindakan pada kulit yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut, khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan yang lama dan tidak hilang.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Baskom cuci
  • Sabun
  • Air
  • Agen pembersih
  • Balutan
  • Pelindung kulit
  • Plester
  • Sarung tangan
Prosedur Kerja :
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
  • Tutup pintu ruangan
  • Atur posisi pasien
  • Kaji luka/kulit tertekan dengan memperhatikan warna, kelembaban, penampilan sekitar kulit, ukur diameter kulit, dan ukur kedalaman.
  • Cuci sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara menyeluruh dengan air.
  • Secara menyeluruh dan perlahan-lahan, keringkan kulit yang disertai pijatan
  • Secara menyeluruh, bersihkan luka dengan cairan normal atau larutan pembersih. Gunakan semprit irigasi luka pada luka yang dalam.
  • Setelah selesai, berikan obat atau agen tropikal.
  • Catat hasil
  • Cuci tangan
Cara Memandikan Pasien di Tempat tidur
Memandikan pasien di tempat tidur dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri. Tujuannya untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksiakibat kulit kotor, memperlancar system peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat
  • Pakaian pengganti
  • Kain penutup
  • Handuk, sarung tangan pengusap badan
  • Tempat untuk pakaian kotor
  • Sampiran
  • Sabun
Prosedur Kerja :
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Cuci tangan
  • Atur posisi pasien
  • Pada pasien, lakukan tindakan memandikan yang diawali dengan membentangkan handuk di bawah kepala. Kemudian bersihkan muka, telinga, dan leher dengan sarung tangan pengusap. Keringkan dengan handuk
  • Kain penutup diturunkan, kedua tangan pasien dinaikkan keatas, serta handuk diatas dada pasien dipindahkan dan dibentangkan. Kemudian kembalikan kedua tangan di posisi awal diatas handuk, lalu basahi kkedua tangan dengan air bersih. Keringkan dengan handuk
  • Kedua tangan dinaikkan keatas, handuk dipindahkan di sisi pasien lalu bersihkan daerah dada dan perut. Keringkan dengan handuk
  • Miringkan pasien ke kiri, handuk dibentangkan dibawah punggung sampai glutea dan basahi punggung sampai glutea, lalu keringkan dengan handuk. Selanjutnya, miringkan pasien ke kanan dan lakukan hal yang sama. Selanjutnya, kembalikan pasien ke posis telentang dan pasangkan pakaian dengan rapi.
  • Letakkan handuk dibawah lutut, lalu bersihkan kaki. Kaki yang paling jauhdidahulukan dan dikeringkan dengan handuk
  • Ambil handuk, dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut dibuka, lalu bersihkan daerah lipatan paha dan genitalia. Setelah selesai, pasang kembali pakaian dengan rapi.
  • Cuci tangan
Perawatan Diri pada Kuku dan Kaki
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
Masalah/Gangguan pada Kuku
Ingrown nail
Kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada daerah tersebut.
Paronychia
Radang di sekitar jaringan kuku
Ram’s Horn Nai
Gangguan kuku yang ditandai dengan pertumbuhan yang lambat disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi
Bau Tak Sedap
Reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap.
Tindakan Perawatan Diri pada Kuku
Cara Perawatan Kuku
Merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Persiapan Alat dan Bahan:
  • Alat pemotong kuku
  • Handuk
  • Baskom berisi air hangat
  • Bengkok
  • Sabun
  • Kapas
  • Sikat kuku
Prosedur Kerja :
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Cuci tangan
  • Atur posisi pasien dengan posisi duduk atau tidur
  • Tentukan kuku yang akan dipotong
  • Rendamkan kuku dengan air hangat ± 2 menit. Lakukan penyikatan dengan beri sabun bila kotor.
  • Keringkan dengan handuk
  • Letakkan tangan diatas bengkok dan lakukan pemotongan kuku.
  • Cuci tangan.
Perawatan Diri pada Rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi proteksi dan pengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat dilihat dari rambut mudah rontok sebagai akibat gizi kurang.
Masalah/Gangguan pada Perawatan Rambut
  • Kutu
  • Ketombe
  • Alopecia (botak)
  • Sehorrheic dermatitis (radang pada kulit di rambut)
Tindakan Perawatan Diri pada Rambut
Cara Perawatan Rambut
Merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan menyuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman-kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit, serta memperlancar system peredaran darah di bawah kulit.
Persiapan Alat dan Bahan
  • Handuk secukupnya
  • Perlak atau pengalas
  • Baskom berisi air hangat
  • Shampo atau sabun pada tempatnya
  • Kasa dan kapas
  • Sisir
  • Bengkok
  • Gayung
  • Ember kosong
Prosedur Kerja
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Cuci tangan
  • Tutup jendela atau pasang sampiran
  • Atur posisi pasien dengan posisi duduk atau berbaring
  • Letakkan baskom dibawah tempat tidur, tepat dibawah kepala pasien
  • Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan dismbungkan kearah bagian baskom dengan pinggir digulung
  • Tutup telinga dengan kapas
  • Tutup dada sampai leher dengan handuk
  • Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat. Selanjutnya gunakan shampo dan bilas dengan air hangat sambil dipijat
  • Setelah selesai, keringkan
  • Cuci tangan
Perawatan Diri pada Mulut dan Gigi
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya, sebab berbagai kuman dapat masuk melalui organ ini.
Masalah/Gangguan pada Gigi dan Mulut
  • Halitosis, bau napas tidak sedap yang disebabkan adanya kuman atau lainnya
  • Ginggivitas, radang pada daerah gusi
  • Karies, radang pada gigi
  • Stomatitis, radang pada daerah mukosa atau rongga mulut
  • Periodontal disease, gusi yang mudah berdarah dan bengkak
  • Glostitis, radang pada lidah
  • Chilosis, bibir yang pecah-pecah
Tindakan Perawatan Diri pada Gigi dan Mulut
Cara Perawatan Gigi dan Mulut
Merupakan tindakan pada pasien yang itdak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan membersihkan serta menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuannya untuk mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan, serta menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Persiapan Alat dan Bahan
  • Handuk dan kain pengalas
  • Gelas kumur berisi
-         Air masak/NaCl
-         Obat kumur
-         Boraks gliserin
  • Spatel lidah telah dibungkus dengan kain kasa
  • Kapas lidi
  • Bengkok
  • Kain kasa
  • Pinset atau arteri klem
  • Sikat gigi dan pasta gigi
Prosedur Kerja
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Cuci tangan
  • Atur posisi pasien
  • Pasng handuk di bawah dagu dan pipi pasien
  • Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air dan NaCl
  • Anjurkan pasien untuk membuka. Lakukan mulut dengan sudip lidah bila pasien tidak sadar.
  • Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi, lidah, bibir. Bila sudah kootor, letakkan di bengkok
  • Lakukan hingga bersih. Setelah itu, oleskan boraks gliserin
  • Untuk perawatan gigi, lakukan penyikatan dengan geraan naik turun dan bilas. Lalu keringkan
  • Cuci tangan
Perawatan Diri pada Alat Kelamin Perempuan
Tindakan Perawatan Diri pada Alat Kelamin
Cara Vulva Higiene
Vulva higiene merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu membersihan vulva sendiri. Tujuannya adalah mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga kebersihan vulva.
Persiapan Alat dan Bahan
  • Kapas sublimate atau desinfektan
  • Pinset
  • Bengkok
  • Pispot
  • Tempat membersihkan (cebok) yang berisi desinfektan
  • Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
  • Pengalas
  • Sarung tangan
Prosedur Kerja
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Cuci tangan
  • Atur posisi pasien dengan posisi dorsal recumbent
  • Pasang pengalas dan pispot, kemudian letakkan dibawah glutea pasien
  • Gunakan sarung tangan
  • Lakukan tindakan perawatan kebersihan vulva dengan tangan kiri membuka vulva memakai kapas sublimate dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan
  • Kemudian ambil kapas sublimate dengan pinset, lalu bersihkan vulva dari atas kebawah. Kapas yang telah kotor dibuang ke bengkok. Hal ini dilakukan hingga bersih.
  • Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien.
  • Cuci tangan
KEBUTUHAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASIEN
Pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan pasien yang dimaksud disini adalah kebersihan pada tempat tidur. Melalui kebersihan tempat tidur, diharapakna pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa gangguan selama tidur, sehingga dapat membantu proses pemnyembuhan. Pemenuhan ini melalui prosedur penyiapan tempat tidur tertutup maupun terbuka.
Cara Menyiapkan Tempat Tidur
Persiapan Alat dan Bahan
  • Tempat tidur, kasur, bantal
  • Seprai besar
  • Seprai kecil
  • Sarung bantal
  • Perlak
  • Selimut
Prosedur Kerja
  • Cuci tangan
  • Atur tempat tidur, kasur dan bantal
  • Pasang seprai besar dengn garis tengah lipatannya tepat di tengah kasur/tempat tidur
  • Atur kedua sisi samping seprai atau tempat tidur dengan sudut 90º, lalu masukkan ke bawah kasur
  • Pasang perlak di tengah tempat tidur
  • Pasang seprei kecil di atas perlak
  • Lipat selimut menjadi empat secara terbalik dan pasang bagian bawah. Masukkan ujung selimut ke bawah kasur
  • Pasang sarung bantal
  • Cuci tangan

Mengeluarkan Fases dangan Jari


Mengeluarkan feses dengan jari merupakan tindakan memasukkan jari ke dalam rektum pasien utnuk mengambil atau menghancurkan massa feses sekalligus mengeluarkannya. Indikasi tindakan ini adalah apabila massa feses terlalu keras dan dalam pemberian enema tidak berhasil, maka terjadi konctipasi serta pengerasan feses yang tidak mampu dikeluarkan oleh manula.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Sarung tangan
  • Minyak pelumas/jelly
  • Alat penampung atau pispot
  • Pengalas
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Gunakan sarung tangan dan beri minyak pelumas (jelly) pada jari telunjuk
  • Atur posisi miring dengan lutut refleksi
  • Masukkan jari ke dalam rektum dan dorong perlahan-lahan sepanjang dinding rektum kea rah umbilicus (ke arah massa feses yang impaksi)
  • Secara perlahan-lahan, lunakkan massa dengan massage daerah feses yang impaksi (arahakan jari pada inti yang keras)
  • Gunakan pispot bila ingin buang air besar atau bantu ke toilet
  • Lepaskan sarung tangan, kemudia catat jumlah feses yang keluar, warna, kepadatan, dan respons pasien
  • Cuci tangan

Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)


Menyiapkan Feses untuk Bahan Pemeriksaan
Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut yaitu pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan kultur (pembiakan)
  • Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri atas pemeriksaan warna, bau, konsistensi, lendir, darah dan lain-lain
  • Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan dengan cara toucher (lihat prosedur pengambilan feses melalui tangan)
Persiapan Alat danBahan :
  • Tempat penampung atau botol penampung beserta tutup
  • Etiket khusus
  • Dua batang lidi kapas sebagai alat untuk mengambil feses
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Anjurkan untuk buang air besar lalu ambil fases melalui lidi kapas yang telah dikeluarkan. Setelah selesai, anjurkan untuk membersihkan daerah sekitar anus.
  • Asupan bahan pemerikasaan kedalam botol yang telah disediakan
  • Catat nama pasien dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
  • Cuci tangan
Membantu Pasien Buang Air Besar dengan Pispot
Membantu pasien buang air besar dengan pispot di tempat tidur merupakan tindakan pada pasien yang tidak mempu buang air besar secara sendiri di kamar kecil. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Alas/ perlak
  • Pispot
  • Air bersih
  • Tisu
  • Sampiran apabila tempat pasien di bangsal umum
  • Sarung tangan
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Pasang sampiran kalau di bangsal umum
  • Gunakan sarung tangan
  • Pasang pengalas di bawah glutea
  • Tempatkan pispot di antara pengalas tepat dibawah glutea dengan posisi bagian lubang pispot tepat dibawah rektum
  • Setelah pispot tepat dibawah glutea, tanyakan pada pasien apakan sudah nyaman atau belum. Kalau belum, atur sesuai dengan kebutuhan
  • Anjurkan pasien untuk buang air besar pada pispot yang telah disediakan
  • Setelah selesai, siram dengan air bersih, kemudian keringkan dengan tisu
  • Catat tanggal, jam defekasi, dan karakteristiknya
  • Cuci tangan
Memberikan Huknah Rendah
Memberikan huknah rendah merupakan tindakan memasukkan cairan hangat kedalam kolon desenden dengan kanula rekti mealui anus. Tindakan tersebut bertujuan untuk mengosongkan usus pada proses pra bedah agar dapat mencegah terjadinya obstruksi makanan sebagai dampak dari pascaoperasi dan merangsang buang air besar bagi pasien yang mengalami kesulitan buang air besar.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Pengalas
  • Irigator lengkap dengan kanula rekti
  • Cairan hangat ± 700-1000 ml dengan suhu 40,5-43º C pada orang dewasa
  • Bengkok
  • Jelly
  • Pispot
  • Sampiran
  • Sarung tangan
  • Tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
  • Atur posisi sim miring ke kiri pada pasien
  • Pasang pengalas di bawah glutea
  • Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C) dan hubungakan dengan kanula rekti. Kemudian cek aliran dengan membuka kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung kanula.
  • Gunakan sarung tangan dan asupan kanula kira-kita 15 cm ke dalam rektum kea rah kolon desenden sambil pasien diminta untuk bernapas panjang dan memegang irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur. Buka klemnya dan air dialirkan sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang air besar.
  • Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang pispot atau anjurkan ke toile. Jika pasien tidak mampu mobilisasi jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
  • Cuci tangan
  • Catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
Memberikan Huknah yang Tinggi
Memberikan huknah tinggi merupakan tindakan memasukkan cairan hangatkedalam kolon asenden dengan kanula usus. Hal tersebut dilakukan untuk pengosongan usus pada pasien pra bedah atau untuk prosedur diagnosik
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Pengalas
  • Irigator lengkap dengan kanula usus
  • Cairan hangat
  • Bengkok
  • Jelly
  • Pispot
  • Sampiran
  • Sarung tangan
  • Tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
  • Atur posisi sim miring ke kanan pada pasien
  • Gunakan sarung tangan
  • Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C) dan hubungkan dengan kanula usus. Kemudian cek aliran dengan membuka kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung kanula.
  • Masukkan kanula kedalam rektum kea rah kolon asenden kira-kita 15-20  cm sambil pasien diminta untuk bernapas panjang dan memegang irigator setinggi 30 cm dari tempat tidur. Buka klem sehingga air mengalir  pada rektum sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang air besar.
  • Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet. Jika pasien tidak mampu mobilisasi jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
  • Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
  • Cuci tangan
Memberikan Gliserin
Memberikan gliserin merupakan tindakan memasukkan cairan gliserin kedalam poros usus dengan spuit gliserin. Hal ini dilakukan untuk merangsang peristaltik usu, sehingga pasien dapat buang air besar (khususnya pada orang yang mengalami sembelit). Selain itu, tindakan ini juga dapat digunakan untuk persiapan operasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Spuit gliserin
  • Gliserin dalam tempatnya
  • Bengkok
  • Pengalas
  • Sampiran
  • Sarung tangan
  • Tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur ruangan. Apabila pasien sendiri, maka tutup pinti, dan bila pasien di ruang bangsal, maka gunakan sampiran.
  • Atur posisi pasien (miringkan ke kiri), dan berikan pengalas di bawah glutea serta buka pakaian bagian bawah pasien
  • Gunakan sarung tangan, kemudian spuit diisi gliserin ± 10-20 cc dan cek kehangatan cairan gliserin.
  • Masukkan gliserin perlahan-lahan ke dalam anus dengan tangan kiri mendorong peregangan daerah rektum, sedngkan tangan kanan memasukkan spuit ke dalam anus sampai pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan ke depan. Anjurkan pasien napas dalam.
  • Setelah selesai, cabut dan masukkan ke dalambengkok. Anjurkan oasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot. Apabila pasien tidak mampu ke toilet, bersihkan dengan air hingga bersih lalu keringkan dengan tisu.
  • Pasang pispot atau anjurkan ke toilet
  • Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
  • Cuci tangan

KEBUTUHAN ELIMINASI ALVI (BUANG AIR BESAR)


Sistem yang Berperan dalam Eliminasi Alvi
Sistem tubuh berperan dalam proses eliminasi alvi (buang air besar ) adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar.
Proses Buang Air Besar (Defekasi)
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat ang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang.
Secara umum, terdapat dua macam terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu refleks defekasi intrinsic dan refleks defekasi parasimpatis.
Gangguan / Masalah Eliminasi Alvi
Konstipasi
Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko tinggi mengalami statis usus besar sehingga mengalami eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dank eras.
Tanda Klinis :
  • Adanya fefes yang keras
  • Defekasi kurang dari 3 kali seminggu
  • Menurunnya bising usus
  • Adanya keluhan pada rektum
  • Nyeri saat mengejan dan defekasi
  • Adanya perasaaan masih ada sisa feses
Kemungkinan Penyebab:
  • Defek persarafan, kelemahan pevis, immobilitas karena cedera serebrospinalis, cerebro vascular accident (CVA), dan lain-lain.
  • Pola defekasi yang tidak teratur
  • Nyeri saat defekasi karena hemorrhoid
  • Menurunnya peristaltic karena stress psikologis
  • Penggunaan obat seperti antasida, laksantif, atau anestesi
  • Proses menua (usia lanjut)
Diare
Diare merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare sering disertai kejang usus, mungkin ada rasa mula dan muntah
Tanda Klinis :
  • Adanya pengeluaran feses cair
  • Frekuensi lebih dari 3 kali sehari
  • Nyeri/kram abdomen
  • Bising usus meningkat
Kemungkinan Penyebab :
  • Malabsorpsi atau inflamasi, proses infeksi
  • Peningkatan peristaltic karena peningkatan metabolisme
  • Efek tindakan pembedahan usus
  • Efek penggunaan obat seperti antasida, laksantif, antibiotic, dan lain-lain
  • Stres psikologis
Inkontinensia Usus
Inkontinesia usus merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal, sehingga mengalami proses pengeluaran feses tidak disadari. Hal ini juga disebut sebagai inkontinensia alvi yang merupakan hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui sphincter akibat kerusakan sphincter.
Tanda Klinis :
  • Pengeluaran feses yang tidak dikehendaki
Kemungkinan Penyebab :
  • Gangguan sphincter rectal akibat cedera anus, pembedahan, dan lain-lain
  • Distensi rectum berlebih
  • Kurangnya control sphincter akibat cedera medula spinalis, CVA, dan lain-lain
  • Kerusakan kognitif
Kembung
Kembung merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas berlebihan dalam lambung atau usus
Hemorroid
Hemorrhoid merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat disebabkan karena konstipasi, peregangan saat defekasi dan lain-lain
Fecal Impaction
Fecal impaction merupakann massa feses karena dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi materi feses yang berkepanjangan. Penyebab fecal impaction adalah asupan kurang, aktivitas kurang, diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot.
Faktor yang Memengaruhi Proses Defekasi
Usia
Setiap tahap perkembangan/usia memiliki kemampuan mengontrol proses defekasi yang berbeda.
Diet
Diet, pola atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat memengaruhi proses defekasi. Makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang dikonsumsipun dapat memengaruhinya
Asupan cairan
Pemasukana cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras. Oleh karena itu, proses absopsi air yang kurang menyebabkan kesulitan proses defekasi.
Aktivitas
Aktivitas dapat memengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasi
Pengobatan
Pengobatan juga dapat memengaruhinya proses defekasi, seperti penggunaan laksantif, atau antasida yang terlalu sering.
Gaya hidup
Kebiasaan atau gaya hidup dapat memengaruhi proses defekasi. Hal ini dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/ kebiasaan melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet, etika seseorang tersebut buang air besar di tempat terbuka atau tempat kotor, maka akan mengalami kesulitan dalam proses defekasi.
Penyakit
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses defekasi, biasanya penyakit-penyakit tersebut berhubungan langsung dengan system pencernaan, seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya.
Nyeri
Adanya nyeri dapat memengaruhi kemampuan / keinginan untuk defekasi seperti nyeri pada kasus hemorrhoid atau episiotomi
Kerusakan sensoris dan motoris
Kerusakan pada system sensoris dan motoris dapat memengaruhi proses defekasi karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam melakukan defekasi.

PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI


KEBUTUHAN ELIMINASI
Kebutuhan eliminasi terdiri atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhanbuang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar)
KEBUTUHAN ELIMINASI URINE
Organ yang Berperan dalam Eliminasi urine
Ginjal
Merupakan organ retropenitoneal (di belakang selaput perut) yang terdiri atas ginjal sebelah kanan dan kiri tulang punggung. Ginjal berperan sebagi pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh.
Kandung kemih (bladder, buli-buli)
Merupakan sebuah kantung yang terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampung air seni (urine).
Uretra
Merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar.
Proses Berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi ± 250-450 cc (pada orang dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak).
Komposisi urine :
  1. Air (96%)
  2. Larutan (4%)
  • Larutan Organik
Urea, ammonia, keratin, dan asam urat
  • Larutan Anorganik
Natrium (sodium), klorida, kalium (potasium), sufat, magnesium, fosfor. Natrium klorida merupakan garam anorganik yang paling banyak.
Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Urine
Diet dan asupan
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk.selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine.
Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat menyebabkan urin banyak tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah ppengeluaran urine
Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.
Stress psikologis
Meningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
Tingkat aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinearia yang baik untuk fungsi sphincter. Kemampuan tonus otot di dapatkan dengan beraktivitas. Hilangnya tonus otot vesika urinearia dapt menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun.
Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih mengalami  mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat dengan bertambahnya usia
Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes mellitus.
Sosiokultural
Budaya dapat memegaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur pada pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
Kebiasaan seseorang
Seseorng yang memiliki kebiasaan berkemh di toilet, biasanya mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.
Tonus otot
Tonus otot yang berperan penting dlam membantu proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi sebagai pengontrolan pengeluaran urine
Pembedahan
Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah produksi urine.
Pengobatan
Pemebrian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan.
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik ini juga dapat memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti intra venus pyelogram (IVP).
Gangguan/Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine
Retensi urine,merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih.
Tanda klinis retensi :
  • Ketidaknyamanan daerah pubis
  • Distensi vesika urinaria
  • Ketidaksanggupan untuk berkemih
  • Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50 ml)
  • Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya
  • Meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih
  • Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih
Penyebab :
  • Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria
  • Trauma sumsum tulang belakang
  • Tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang  lemah
  • Sphincter yang kuat
  • Sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)
Inkontinensia urine, merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine.
Enuresis, merupakan ketiksanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sphincter eksterna.
Faktor penyebab enuresis :
  • Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari normal
  • Anak-anak yang tiidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi keinginan berkemih tidak diketahui. Hal itu mengakibatkan terlambatnya bangun tidur untuk ke kamar mandi
  • Vesika urrinaria peka rangsang, dan seterusnya, tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar.
  • Suasana emosional yang tidak menyenangkan dirumah (misalnya, persaingan dengan saudara kandung atau cekcok dengan orang tua)
  • Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaannya tanpa di bantu dengan mendidiknya
  • Infeksi saluran kemih, perubahan fisik, atau neurologis system perkemihan.
  • Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral
  • Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi
Perubahan pola eliminasi urine, merupakan keadaan sesorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan eliminasi terdiri atas :
  • Frekuensi, merupakan banyaknya jumlah berkemih dalam satu hari
  • Urgensi, merupakan perasaan seseorang yang takut mengalami inkontinesia jika tidak berkemih
  • Disuria, merupakan rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih
  • Poliuria, merupakan produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, tanpa adanya peningkatan asupan cairan.
  • Urinaria supresi, merupakan berhentinya produksi urine secara  mendadak.
Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Urine
Pengumpulan Urine untuk Bahan Pemeriksaan
Mengingat tujuan pemeriksaan dengan bahan urine tersebut berbeda-beda, maka dalam pengambilan atau pengumpulan urine juga dibedakan sesuai dengan tujuannya. Cara pengambilan urine tersebut antara lain :
  • Pengambilan urine biasa, merupakan pengambilan urine dengan mengeluarkan urine secara biasa, yaitu buang air kecil. Pengambilan urine biasa ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan kadar gula dalam urine, pemeriksaan kehamilan dan lain-lain
  • Pengambilan urine steril merupakan pengambilan urine dengan enggunakan alat steril, dilakukan dengan kateterisasi atau fungsi suprapubis ayng bertujuan mengetahui adanya infeksi pada uretra, ginjal, atau saluran kemih lainnya.
  • Pengambilan urine selama 24 jam merupakan pengambilan urine yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam, bertujuan untuk mengetahui jumlah urine selama 24jam dan mengukur berat jenig, asupan dan output, serta mengetahui fungsi ginjal.
Persiapan Alat dan Bahan :
    1. Botol penampung beserta tutup
    2. Etiket khusus
Prosedur Kerja (untuk pasien yang mampu buang air kecil sendiri) :
  1. Cuci tangan
  2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  3. Bagi pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri, maka bantu untuk baung air kecil (lihat prosedur menolong buang air kecil). Keluarkan urine, kemudian tampung ke dalam botol.
  4. Bagi pasien yang mampu baung air kecil sendiri, maka anjurkan pasien untuk buang air kecil dan biarkan urine yang pertama keluar dahulu. Kemudian anjurkan manampung urine ke dalam botol
  5. Catat nama pasien dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
  6. Cuci tangan
Menolong Buang Air Kecil dengan Menggunakan Urineal
Tindakan membantu pasien yang tidak mampu baung air kecil sendiri di kamar mandi dilakukan dengan menggunakan alat penampung (urineal), hal tersebut dilakukan untuk menampung urine dan mengetahui kelainan dari urine (warna dan jumlah)
Persiapan Alat dan Bahan :
  1. Urineal
  2. Pengalas
  3. Tisu
Prosedur Kerja :
  1. Cuci tangan
  2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  3. Pasang alas urineal di bawah glutea
  4. Lepas pakaian bawah pasien
  5. Pasang urineal dibawah glutea/pinggul atau diantara kedua paha
  6. Anjurkan pasien untuk berkemih
  7. Setelah selesai, rapikan alat
  8. Cuci tangan, catat warna, dan jumlah produksi urine.
Melakukan kateterisasi
Kateterisasi merupakan tindakan memasukkan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra untuk membantu memenuhi kebutuhan elimnasi, sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Dalam pelaksanaannya, kateterisasi terbagi menjadi dua tipe indikasi yaitu :
Indikasi :
Tipe Intermitent :
  1. Tidak mampu berkemih 8-12 jam setelah operasi
  2. Retensi akut setelah trauma uretra
  3. Tidak mampu berkemih akibat obat sedative atau analgesik
  4. Cedera tulang belakang
  5. Degenerasi neuromuscular secara progesif
  6. Untuk mengeluarkan urine residual
Tipe Indwelling :
  1. Obstruksi aliran urine
  2. Post op uretra dan struktur disekitarnya (TUR-P)
  3. Obstruksi uretra
  4. Inkontinensia dan disoreintasi berat
Persiapan Alat danBahan :
  1. Sarung tangan steril
  2. Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan jenis)
  3. Duk steril
  4. Minyak pelumas/jelly
  5. Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)
  6. Spuit yang berisi cairan
  7. Perlak dan alasnya
  8. Pinset anatomi
  9. Bengkok
  10. Urineal bag
  11. Sampiran
Prosedur Kerja (pada perempuan)
  1. Cuci tangan
  2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  3. Atur ruangan
  4. Pasang perlak/alas
  5. Gunakan sarung steril
  6. Pasang duk steril
  7. Bersihkan vulva dengan kapas sublimas dari atas ke bawah (± 3 kali hingga bersih)
  8. Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan bagian dalam
  9. Kateter diberi minyak pelumas / jelly pada ujungnya, lalu asupan pelan-pelan-pelan sambil anjuran untuk tarik napas, asupan (2,5-5cm) atau hingga urine keluar.
  10. Setelah selesai, isi balon dengan cairan akuades